Melanjutkan menjadi sebuah keharusan, bukan lagi pilihan
Melanjutkan kisah hati setelah merasakan ceritanya. Kali ini untuk hati yang menerima kisah yang membawa luka. Kisah yang menjadikan melepaskan sebuah keharusan, bukan lagi hanya sebagai pilihan. Menerima kisah yang tak kunjung usai, rasanya resah ini kapan ending nya ..
Bahagia sepertinya hilang begitu saja, berbeda dengan keseharianku yang penuh canda tawa dengannya. Tapi kini telah dihancurkan oleh beberapa orang saja yang bahkan orang yang harus aku hormati. Lalu kemana rasa bahagia itu? rasa bahagia itu sebenarnya tidak pernah hilang. Aku hanya lupa caranya untuk bahagia. Bukan seluruh kebahagian yang pergi, tapi hanya satu alasan untuk bahagia yang pergi. Bukanlah masih banyak alasan aku untuk bahagia hari ini atau bahkan esok lusa? Untuk sementara, mungkin aku hanya melupakan alasan-alasan bahagia itu. Karena kisah, aku bisa bahagia melebihi bahagia karena alasan bahagia lainnya. Tapi, karena kisah, aku juga bisa melupakan caranya bahagia, meskipun ada banyak sekali alasan bahagia dalam kehidupanku.
Kisah yang pergi membuat aku melupakan caranya bahagia. Sampai kapan aku melupakan caranya bahagia? Apa aku juga tetap tidak ingin bahagia? Apa aku juga tetap tidak ingin melupakannya? Apa aku juga tetap tidak mau melepaskannya?
Haruskah aku menyesali kisah yang berujung fatal? Memilih pilihan adalah haknya sendiri, seperti halnya aku memilih kisah ini. Apa aku harus menyayangkan keputusan karena memilih bahagia dengan teman-teman? Aku memang yakin main bersama teman bisa melupakan kisah ini dan bisa tertawa lepas. Tapi? Aku lebih menjaga hati seseorang yang dimana tidak melaporkannya langsung secara tertulis maupun lisan, kini hanya bisa dirasakan oleh perasaan.
Awalnya memang berat, bahkan sangat berat saat merasakan kisah ini yang tak bikin hati bahagia. Mungkin karena hati masih kalut belum bisa diajak damai. Tapi, bukankah aku semakin terpuruk kalau tidak melangkah dan memilih untuk terdiam? Kenapa aku tidak mencoba untuk bahagia melangkah dengan melepaskan kisah ini? Berat, sangat berat memang. Aku yang baru merasakan kisah ini harus belajar untuk melupakan bahkan meninggalkan kisah ini jauh jauh. Tidak ada yang bisa mengatakan hal seperti ini adalah hal yang mudah. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba kan?
Mereka orang diluar sana bisa hidup bahagia yang membuat aku terpuruk untuk saat ini dengan kisah ini yang tak bisa untuk bahagia. Apa harus terlalu lama terdiam didalam kisah ini? kalaupun aku masih tetap bersedih, kecewa, marah ataupun membenci keputusannya, sepenuhnya menjadi kesalahan dan tanggung jawab aku sendiri. Aku yang juga belum mengingat caranya bahagia. Akulah yang melupakan hak aku sendiri untuk bahagia.
Rasa sedih dan kecewa itu datang karena harapan yang kita simpan dan ternyata jauh dari kenyataan. Rasa marah dan benci itu, sebenarnya tidak seharusnya muncul, tidak seharusnya disimpan terlalu lama didalam kisah ini. Kenapa? Karena kisah ini datang membawa rasa untuk hatiku. Karena kisah ini pernah menjadi alasan untuk tidak bahagia bahkan mereka yang membuatnya bahagia dan bisa tertawa lepas. Selain itu, waktuku terlalu berharga hanya untuk membenci, apalagi membenci mereka yang menciptakan kisah ini.
Disinilah aku sampai pada kisah untuk melepaskannya dan melepas kisah untukku ini. Untuk apa? Untuk kebaikan aku sendiri. Agar aku tidak lagi melupakan caranya bahagia. Bukan hanya mereka yang berhak bahagia. Akupun berhak untuk bahagia, meskipun memang bukan dengan mereka. Sekali lagi, ini bukanlah pekerjaan hati yang ringan, tapi pekerjaan hati yang berat.
Seberat apapun itu, sesulit apapun itu, melepaskan bukan hanya menjadi pilihan, tapi sebuah keharusan. Prosesnya memang tidak sebentar, tidak secepat ketika kisah ini di ciptakan. Karena itu, nikmati semua proses dan pengalaman yang hadir bersama proses melepaskan kisah ini. Tidak perlu langsung seketika ataupun terburu-buru, yang penting harus. Hati ini bukanlah mesin yang memiliki tombol on-off yang bisa diatur dengan mudah untuk detik ini juga melupakan dan melepaskan kisah ini, bersama rasa yang sudah lama kini aku tumbuhkan. Pelan-pelan, suatu saat nanti, sampai benar benar aku ikhlas, aku pasti bisa melepaskan kisah ini dengan sendirinya. Setidaknya dengan mulai melepaskan kisah ini, aku sudah mencoba untuk tidak lagi lupa caranya bahagia. Suatu saat nanti, aku juga pasti bisa bertemu dengan kebagiaan yang muncul padaku. Ya kan?
Yang penting, jangan pernah menyesali kisah ini. Jangan pernah menyesal pernah mengalaminya. Jangan pernah menyesali rasa yang pernah tumbuh dalam kehidupanku. Semua itu adalah pelajaran kehidupan yang sangat berharga. Mereka hadir karena sebuah alasan. Alasan untuk mengajarkan aku lebih serius, sekaligus lebih menghargai siapun yang ada dalam kisah ini.
With love,
Opi💕
Bahagia sepertinya hilang begitu saja, berbeda dengan keseharianku yang penuh canda tawa dengannya. Tapi kini telah dihancurkan oleh beberapa orang saja yang bahkan orang yang harus aku hormati. Lalu kemana rasa bahagia itu? rasa bahagia itu sebenarnya tidak pernah hilang. Aku hanya lupa caranya untuk bahagia. Bukan seluruh kebahagian yang pergi, tapi hanya satu alasan untuk bahagia yang pergi. Bukanlah masih banyak alasan aku untuk bahagia hari ini atau bahkan esok lusa? Untuk sementara, mungkin aku hanya melupakan alasan-alasan bahagia itu. Karena kisah, aku bisa bahagia melebihi bahagia karena alasan bahagia lainnya. Tapi, karena kisah, aku juga bisa melupakan caranya bahagia, meskipun ada banyak sekali alasan bahagia dalam kehidupanku.
Kisah yang pergi membuat aku melupakan caranya bahagia. Sampai kapan aku melupakan caranya bahagia? Apa aku juga tetap tidak ingin bahagia? Apa aku juga tetap tidak ingin melupakannya? Apa aku juga tetap tidak mau melepaskannya?
Haruskah aku menyesali kisah yang berujung fatal? Memilih pilihan adalah haknya sendiri, seperti halnya aku memilih kisah ini. Apa aku harus menyayangkan keputusan karena memilih bahagia dengan teman-teman? Aku memang yakin main bersama teman bisa melupakan kisah ini dan bisa tertawa lepas. Tapi? Aku lebih menjaga hati seseorang yang dimana tidak melaporkannya langsung secara tertulis maupun lisan, kini hanya bisa dirasakan oleh perasaan.
Awalnya memang berat, bahkan sangat berat saat merasakan kisah ini yang tak bikin hati bahagia. Mungkin karena hati masih kalut belum bisa diajak damai. Tapi, bukankah aku semakin terpuruk kalau tidak melangkah dan memilih untuk terdiam? Kenapa aku tidak mencoba untuk bahagia melangkah dengan melepaskan kisah ini? Berat, sangat berat memang. Aku yang baru merasakan kisah ini harus belajar untuk melupakan bahkan meninggalkan kisah ini jauh jauh. Tidak ada yang bisa mengatakan hal seperti ini adalah hal yang mudah. Tapi, tidak ada salahnya untuk mencoba kan?
Mereka orang diluar sana bisa hidup bahagia yang membuat aku terpuruk untuk saat ini dengan kisah ini yang tak bisa untuk bahagia. Apa harus terlalu lama terdiam didalam kisah ini? kalaupun aku masih tetap bersedih, kecewa, marah ataupun membenci keputusannya, sepenuhnya menjadi kesalahan dan tanggung jawab aku sendiri. Aku yang juga belum mengingat caranya bahagia. Akulah yang melupakan hak aku sendiri untuk bahagia.
Rasa sedih dan kecewa itu datang karena harapan yang kita simpan dan ternyata jauh dari kenyataan. Rasa marah dan benci itu, sebenarnya tidak seharusnya muncul, tidak seharusnya disimpan terlalu lama didalam kisah ini. Kenapa? Karena kisah ini datang membawa rasa untuk hatiku. Karena kisah ini pernah menjadi alasan untuk tidak bahagia bahkan mereka yang membuatnya bahagia dan bisa tertawa lepas. Selain itu, waktuku terlalu berharga hanya untuk membenci, apalagi membenci mereka yang menciptakan kisah ini.
Disinilah aku sampai pada kisah untuk melepaskannya dan melepas kisah untukku ini. Untuk apa? Untuk kebaikan aku sendiri. Agar aku tidak lagi melupakan caranya bahagia. Bukan hanya mereka yang berhak bahagia. Akupun berhak untuk bahagia, meskipun memang bukan dengan mereka. Sekali lagi, ini bukanlah pekerjaan hati yang ringan, tapi pekerjaan hati yang berat.
Seberat apapun itu, sesulit apapun itu, melepaskan bukan hanya menjadi pilihan, tapi sebuah keharusan. Prosesnya memang tidak sebentar, tidak secepat ketika kisah ini di ciptakan. Karena itu, nikmati semua proses dan pengalaman yang hadir bersama proses melepaskan kisah ini. Tidak perlu langsung seketika ataupun terburu-buru, yang penting harus. Hati ini bukanlah mesin yang memiliki tombol on-off yang bisa diatur dengan mudah untuk detik ini juga melupakan dan melepaskan kisah ini, bersama rasa yang sudah lama kini aku tumbuhkan. Pelan-pelan, suatu saat nanti, sampai benar benar aku ikhlas, aku pasti bisa melepaskan kisah ini dengan sendirinya. Setidaknya dengan mulai melepaskan kisah ini, aku sudah mencoba untuk tidak lagi lupa caranya bahagia. Suatu saat nanti, aku juga pasti bisa bertemu dengan kebagiaan yang muncul padaku. Ya kan?
Yang penting, jangan pernah menyesali kisah ini. Jangan pernah menyesal pernah mengalaminya. Jangan pernah menyesali rasa yang pernah tumbuh dalam kehidupanku. Semua itu adalah pelajaran kehidupan yang sangat berharga. Mereka hadir karena sebuah alasan. Alasan untuk mengajarkan aku lebih serius, sekaligus lebih menghargai siapun yang ada dalam kisah ini.
With love,
Opi💕
Komentar
Posting Komentar